Munculnya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Identik dengan Sejarah berdirinya Kerajaan Arab Saudi (KAS)

Mengamati pola gerakan ISIS yang sangat radikal dan paham ke-agamaannya yang keras (ekstrim) membuat saya teringat dengan sejarah berdirinya Kerajaan Arab Saudi (KAS) di Jazirah Arabia ( Semenanjung Arab). Saya mencoba kembali membuka sejarah KAS, dan setelah saya amati, terdapat dua sisi kesamaan antara ISIS dan KAS.

  1. Paham keagamaan yang ektrim. Paham keagamaan yang dianut ISIS adalah paham penafian (ilgha’) terhadap paham yang lain, atau yang biasa disebut dengan takfiri, sebuah paham yang menyatakan bahwa paham lain yang tidak sama dengan dianggap sesat, kafir dan murtad, dan praktek-praktek keagamaan yang menurut mereka menyimpang dianggap sebagai perbuatan musyrik. Karena itu, mereka mengganggap kafir dan musyrik orang-orang dan kelompok Islam yang tidak sejalan dengan mereka. kita semua tahu bahwa paham keagamaan resmi KAS seperti itu. Sehingga setiap jamaah Umrah dan Haji tidak akan mendapatkan situs-situs sejarah Islam yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi di tempat-tempat suci ( Mekah dan Medinah). kalaupun situs-situs itu masih ada, maka terdapat di sekitarnya board besar yang bertuliskan dengan beberapa bahasa (termasuk bahasa Indonesia) dan isinya peringatan akan kemusyrikan. Lebih dari itu, para jamaah Haji dan Umrah merasakan tidak nyaman ketika berziarah ke kuburan Nabi saw. mereka dihardik dan dibentak dengan kata-kata musyrik, haram dan bid’ah oleh para muthawwi’ dengan cara yang kasar. Konon, sebelum KAS berdiri, di mesjidil Haram dibentuk halaqah-halaqah (kelas-kelas) yang diisi oleh para ulama dari berbagai mazhab dan aliran dalam Islam, tapi sejak KAS berdiri hingga saat ini, halaqah-halaqah itu hanya diisi oleh satu paham keagamaan saja, yaitu paham keagamaan resmi KAS. Mazhab dan aliran yang lain dilarang bahkan sebagian darinya dianggap sesat dan kafir (seperi aliran tasawwuf). Penganut paham keagamaan seperti ini jelas tidak akan toleran dan tidak akan bersahabat dengan penganut paham lain.
  2. Gerakan Dakwah yang radikal. ISIS dibangun di atas teritorial yang dikuasai oleh mereka dengan cara perampasan wilayah Aleppo ( Suria) dan Musil ( Irak ) yang secara de facto dan de jure berada dalam kekuasaan dua Negara tersebut. ISIS secara semena-mena mengklaim dua wilayah itu sebagai kekuasaannya. Mereka memaksanya penduduk dua wilayah itu mengikuti paham keagamaan mereka secara paksa. Mereka tidak segan-segan membunuh dan membantai orang-orang yang tidak menerima paham mereka, seperti kelompok Muslim Syiah dan umat Kristiani . Demi menjaga keutuhan paham keagamaan, mereka menghancurkan kuburan orang yang disucikan oleh penduduk setempat ( kuburan Nabi Yunus di Musil, kuburan sahabat Ammar bin Yasir di Damskus dan lainnya). Juga gereja kaum Kristiani tidak luput dari penghancuran. Hal yang sama; pembantaian terhadap penganut paham lain dan penghancuran kuburan orang-orang yang disucikan, telah dilakukan oleh para pendahulu dari pendiri KAS. Sejarah mencatat bagaimana mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma’la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi saw., tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum salihin tersebut. Kekejaman mereka lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi saw. yang berada di Ma’la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah kelahiran Nabi saw. Namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan. Mereka benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Pada puncaknya tahun 1924, mereka menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah dengan memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. kemudian mendaklarasikan KAS.

Sejarah terulang kembali, namun yang membedakan keduanya adalah bahwa KAS berdiri saat media informasi belum sehebat dan seluas saat berdirinya ISIS sehingga hanya sedikit dari kaum Muslimin yang mengetahui sejarah KAS. Kalangan umum dari kaum Muslimin menganggap bahwa KAS adalah lanjutan dari kekuasaan Islam jaman dahulu sehingga mereka menganggap KAS adalah refresentatif dari kerajaan Islam yang asli. Sementara ISIS dirikan saat media massa sudah maju dan berkembang pesat, sehingga keburukan mereka mudah terpantau oleh dunia. Keberuntungan saja yang berpihak ke KAS sehingga kekejaman dan keburukan mereka hilang dari pantau umum.

Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang berada di Ma’la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan. Kaum Wahabi benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman International maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentangnya maka diurungkan.

Pengembangan kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir dijadikan tempat keramat. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir. Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal.

Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan Wahabisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru. Pada bulan Juli yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah.

Gerakan Wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka menebarkan kebencian permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar. Mereka gemar menuduh golongan muslim / Islam yang tak sejalan dengan faham mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bid’ah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk negeri ini.

Leave a comment